Khamis, 9 Julai 2009

Riwayat

!

Kelahiran

Tarikh kelahiran Nabi Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, iaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Yathrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.

Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah bte Wahab mengajaknya ke Yathrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yathrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, AbdulMutalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu TAlib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri MEkah Syam.

Hampir semua ahli hadis dan sejarawan sepakat bahawa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syiah sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumaat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan ahli sunnah percaya bahawa ia lahir pada hari Isnin, 12 Rabiulawal atau (2 ogos 570M).

Masa remaja

Dalam masa remajanya, diriwayatkan bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang terpercaya). Ia senantiasa dipercayai sebagai penengah bagi dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekkah...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan